Secara umum, seorang anak berkemampuan yang sekaligus memiliki
ketidakmamupan belajar (gifted/learning disabled atau G/LD) ditandai
dengan kelebihan pada beberapa hal dan ketidak mampuan pada hal yang
lain. Mereka secara garis besar dapat dikelompokan menjadi tiga
kategori
Pertama, anak-anak berbakat yang memiliki beberapa
kesulitan dalam belajar di sekolah dan sering dikatakan sebagai anak
yang underachiever.
Kelompok ini mudah teridentifikasi sebagai anak
gifted atau berbakat karena memiliki prestasi tinggi atau punya skor
IQ yang tinggi, yang dalam perkembangan selanjutnya terjadi
kesenjangan yang besar antara harapan dengan prestasi yang ia
dicapai. Anak pada kelompok ini mungkin akan mengejutkan dengan
kemampuan verbal yang sangat bagus, sementara ia mengalami kesulitan
besar pada kemampuannya menulis dan dikte.
Kadang kala mereka amat
pelupa, ceroboh, dan disorganized, sehingga pada tingkat lanjutan
pertama, di mana tuntutan semakin tinggi maka makin sulitlah mereka
untuk berprestasi. Mereka dapat mengatasi kesulitan dengan usaha
keras, namun kenyataannya banyak dari mereka tidak tahucara untuk
mengatasinya, karena dikategorikan sebagai anak berkemampuan tinggi.
Kelompok kedua, adalah anak-anak yang diketahui berkesulitan belajar,
dan tidak pernah teridentifikasi sebagai anak gifted. Ketidaktepatan
pengukuran dan atau tertekannya skor IQ sering menyebabkan dugaan
yang keliru (underestimation) pada kemampuan intelektualnya. Jika
bakat yang luar biasa tidak diketahui, maka kelebihan-kelebihannya
tidak pernah menjadi fokus dalam pendidikannya, sehingga tidak pernah
teraktualisasikan.
Kelompok ketiga, adalah anak yang tidak teridentifikasi sebagai anak
berbakat maupun sebagai anak berkesulitan belajar. Mereka lebih
nampak sebagai anak yang berprestasi rata-rata. Kemampuan inteligensi
yang tinggi seringkali membantu kesulitan atau kelemahannya, sehingga
anak ini tidak teridentifikasi sebagai anak bergangguan.
Di sini superioritas kemampuannya menutupi kelemahannya.
Sebaliknya,
kelemahannya menutupi kelebihannya.
Bakat atau talenta yang dimiliki
kemungkinan dapat berkembang bila terstimulasi oleh situasi kelas
yang diajar oleh guru yang menggunakan metode belajar yang kreatif.
Kelompok terakhir ini mungkin kelompok terbesar. Mereka berprestasi
pada level yang tidak menguntungkan, jauh di bawah potensi yang
dimilikinya (Baum, 1990; Broudy & Mills, 1997).
Karakteristik Anak G/LD
Anak dengan keistimewaan ganda ini adalah suatu tipikal pelajar yang
seringkali dikarakteristikkan sebagai anak yang cerdas, tapi
mempunyai problem sekolah. Keadaan ini diikuti oleh perasaan
frustrasi, agresif, ceroboh dan sering tidak mampu menyelesaikan
tugas. Mereka juga sering membuat suasana kelas menjadi terganggu.
Sebagian mereka bahkan mirip dengan anak LD yakni memory dan
kemampuan perseptual terbatas serta sering gagal menyelesaikan tugas.
Sementara di bidang yang lain, mereka mampu menampilkan diri sebagai
anak berkemampuan tinggi. Misalnya, mereka mungkin sangat pandai
dalam berpikir abstrak (Baum, 1984), dapat mengkonseptualisasikan
sesuatu dengan cepat, mampu melakukan generalisasi dengan mudah, dan
menyukai tantangan untuk memecahkan suatu problems (Barton & Stanes,
1989). Biasanya hobi atau kesukaan mereka adalah hal-hal yang
membutuhkan motivasi, tantangan dan perlu pemikiran yang kreatif. Di
lingkungan sekolah mereka mengamati banyak hal, sementaraprestasi
sekolahnya buruk.
Silverman, direktur pusat studi anak berbakat di Denver, mengatakan
bahwa anak-anak dengan keismewaan ganda ini mempunyai karakter yang
unik, mereka seringkali disebut visual-spatial learners dam memiliki
long-term memory yang sangat bagus, yang membutuhkan metode diagnosis
dan pengajaran yang berbeda. Mereka juga anak yang sangat sensitif
dengan sikap guru.
sumber: http://groups.yahoo.com/group/cfbe/message/3092?l=1
ditulis oleh Endang Widyorini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar